Rabu, 31 Oktober 2012

Pelayanan Sempurna Dalam Bisnis Rumah Makan

"Jiwa Terdalam Dari Para Front Liner Bisnis Rumah Makan Haruslah Didasari Oleh Prinsip Pelayanan Yang Berkarakter Ikhlas, Tulus, Luwes, Berempati, Baik Hati, Jujur, Sopan Santun, Bekerjasama, Penuh Senyum, Serta Bermental Positif Untuk Memahami Orang Lain Dalam Setiap Proses Kerja." - Djajendra

Bisnis rumah makan adalah bisnis yang dianggap oleh banyak orang sebagai bisnis yang paling mudah untuk dilakoni dalam situasi apa pun. Orang selalu memiliki alasan bahwa setiap orang perlu makan, jadi bisnis makanan tidak akan pernah mati. Realitas menunjukkan bahwa bisnis rumah makan adalah salah satu bisnis yang paling mudah untuk dibuka dan juga paling mudah untuk bangkrut. Sering sekali para pemula memulai bisnis rumah makannya karena mereka tergiur oleh untung besar yang dijanjikan oleh bisnis ini. Selain itu, selalu saja orang beranggapan bahwa menjalankan bisnis rumah makan adalah hal yang sangat mudah untuk ditekuni. Padahal ada begitu banyak kebangkrutan dalam bisnis rumah makan, yang pada umumnya disebabkan oleh kurangnya pengetahuan manajemen pelayanan sempurna, manajemen keuangan, dan manajemen risiko. Di mana, hal ini akan mengakibatkan ketidakmampuan si pebisnis rumah makan untuk menjaga kontinuitas dari bisnis rumah makan yang dia jalankan.

Kalau Anda ingin menjalankan bisnis rumah makan, hal terpenting yang harus Anda pahami adalah pelayanan sempurna yang berbasiskan kepada kualitas, harga, dan rasa makanan yang sesuai dengan target pasar Anda. Kemudian, Anda harus mampu memfungsikan semua karyawan, tanpa terkecuali, untuk merawat dan melayani setiap pelanggan secara sempurna dalam balutan sikap baik yang profesional.
Seiring dengan perkembangan teknologi pemerosesan makanan dan teknologi pelayanan pelanggan, maka berkembang pula fungsi dari setiap karyawan untuk lebih mendukung reputasi dan kredibilitas rumah makan.

Salah satu aspek pelayanan sempurna yang harus menjadi perhatian penuh dari Anda dan karyawan adalah aspek kenyamanan, keselamatan dan keamanan dari kualitas makanan yang disajikan. Ingat, pelanggan yang mendapatkan informasi secara rinci tentang kualitas makanan yang Anda sajikan itu akan membuat si pelanggan menjadi loyal terhadap rumah makan Anda. Sikap jujur Anda terhadap gizi dan kualitas makanan, harus diikuti oleh cara pengelolaan yang sehat dan bersih. Setiap kebaikan yang Anda ciptakan buat pelanggan Anda akan menghasilkan keuntungan berlipat buat bisnis rumah makan Anda.

Fungsi front liner rumah makan dalam pelayanan sempurna harus menjadi pelayan yang bijaksana dan baik hati, serta cerdas memainkan perannya sebagai icon rumah makan, yang selalu bersikap baik dalam ramah-tamah pelayanan kepada setiap pelanggan.
Front liner juga wajib bekerja dengan tegar dan efektif dalam setiap situasi yang berbeda, untuk mengatasi berbagai sikap dan perilaku pelanggan yang beragam dan mungkin kadang terasa aneh.

Sikap menyingkirkan ego diri untuk menjadi lebih kooperatif dengan pelanggan adalah wajib hukumnya buat para front liner.
Setiap pribadi front liner harus memiliki keyakinan dan tanggung jawab penuh untuk menyelesaikan sebuah tugas pelayanan pelanggan dengan efektif, produktif, dan efisien
Kecerdasan emosional front liner untuk bisa memahami perasaan dan kebutuhan pelanggan, adalah fondasi terpenting dalam memberikan pelayanan sempurna yang berkualitas.

Jiwa terdalam dari para front liner bisnis rumah makan haruslah didasari oleh prinsip pelayanan yang berkarakter ikhlas, tulus, luwes, berempati, baik hati, jujur, sopan santun, bekerjasama, penuh senyum, serta bermental positif untuk memahami orang lain dalam setiap proses kerja.

Manajemen rumah makan wajib membangun standard pelayanan pelanggan yang sesuai dengan keunikan rumah makan tersebut. Standard pelayanan pelanggan ini seharusnya dapat digunakan untuk mengukur kualitas dan kinerja dari para front liner dan para non front liner rumah makan. Dengan tujuan untuk memahami besarnya produktifitas yang mereka hasilkan sebagai wujud dari kontribusi mereka terhadap bisnis rumah makan. Juga, dengan adanya standard pelayanan pelanggan ini dapat menimbulkan kesadaran beretika dalam melaksanakan pelayanan sempurna, serta dapat menjadi acuan bagi rumah makan dalam melaksanakan manajemen risiko untuk menjaga keamanan, keselamatan, kenyamanan, untuk kepentingan pelanggan dan kepentingan bisnis rumah makan itu sendiri.

Sumber :
http://djajendra.blog.co.uk/2009/05/17/pelayanan-sempurna-dalam-bisnis-rumah-makan-6127392/
17 Mei 2009

usaha rumah makan padang

Selama ini masyarakat kita terlena dengan berbagai teori manajemen perusahan yg datangnya dari dunia barat, seolah olah yg ada didalam negeri kita ini kurang bermutu. Apa lagi kalo itu teori itu tidak menggunakan istilah bahasa Inggris maka akan dicap KAMPUNGAN.
Para pengusaha rumah makan Padang sebenarnya telah lama mengenal dan menggunakan manajemen yg teratur dan teoritis sebelum kita dilanda teori perusahan yang diajarkan dibanyak sekolah manajemen termasyur.Rumah makan Padang sejak lama telah mengenal teori bagi hasil atau berbagi keuntungun dengan para pengelolanya, tidak ada istilah pegawai dalam manajemen rumah makan Padang, yang ada adalah pengelola dan pengelola ini dibagi beberapa level posis sesuai dengan jenis pekerjaan yg menjadi tanggung jawabnya.Pada umumnya posisi pekerjaan terdiri dari pemilik modal yg bisa juga terdiri dari beberapa orang  , tukang masak dan pembantu tukang masak yg bertugas memasak dan menentukan jumlah bahan mentah yg harus dibeli tiap hari sesuai dengan omset harian dari rumah makan , toke (bagian pembelanjaan) yang bertugas berbelanja dan mencatat pemasukan dan pengeluaran keuangan, tukang sanduak (tukang sendok) adalah orang yg berdiri dietalse dan tugasnya membagikan makanan ke pring kecil sebelum diantar kepesan yg masuk ke warung, bahagian tangah (bagian tengah) yg tugasnya adalah mengantar makanan kemeja yg ada tamunya atau mengangkat makanan dan piring kosong dimana tamu2 telah selesai makan, tukang cuci yg ini mungkin sudah bisa anda tebak maksutnya adalah bagian cuci piring. Dan satu lagi yg tak kalah pentingnya adalah kasir.
Dalam manajemen ini yg orang yg paling memegang peranan penting dalam operasional harian adalah tukang masak, nah disini mungkin anda bingung kenapa bukan toke atau pemilik modal. Ini adalah karena tukang masaklah yg menentukan berapa banyak yg harus dimasak atau dijual tiap hari, karena tukang masak yg handal dirumah makan Padang akan dapat menentukan berapa potong daging yg dihasilkan dari 1 kg daging apabila dijadikan rendang, atau 1 ekor ayam akan dibagi jadi berapa untuk dijual, karena jumlah potongan daging ayam ini tergantung jadi berapa bagian. Dan lagi pula tukang masak ini akan mementukan jumlah bahan bumbu serta sayuran yg akan dibeli. Dengan demikian berapa modal harian yg diperlukan dapat diprediksi setiap hari belanja. Dari jumlah kg beras yg dimasak saja tukang masak bisa memprediksi dengan tepat berapa omset harian, karena itulah makanya di rumah makan Padang nasinya telah ditakar dengan mangkok tertentu dalam setiap hidangannya, dengan demikian setiap kg beras bisa diketahui berapa porsi nasi yg dihasilkan.  Dan ternyata pada rumah makan modern seperti Mc Donald atau KFC juga melakukan hal yg sama, jadi sebelum Mc D dan KFC melakukan itu rumah makan Padang telah lebih dulu melakukannya.
Setiap malam tiba sebelum tutup personil rumah makan melakukan perhitungan berapa omset yg didapat, kasir tidak dapat melakukan pembohongan karena sang tukang masak tau perkiraan berapa omset perhari. Dari besar omset tersebut kemudian dibuat perencanaan bahan apa yg akan dibeli buat penjualan esok hari.
Apabila telah  3 bulan atau 100 hari dilakukan hitungan besar, berapa omset selama 100 hari untuk menentukan laba yg didapat. Setelah omset diketahui, kemudian  dipotong dengan pengeluaran harian, sewa tempat, penggantian peralatan yg rusak, maka akan didapat laba bersih. Dari laba bersih ini selanjutnya dilakukukan pembagian hasil. Biasanya pemilik modal akan mendapat bagian 30 % dari keuntungan bersih tapi ini tergantung dari negosiasi awal, dan 70 % untuk team pengelola. Dari bagian laba yg 70% ini  team pengelola akan membaginya yg dikenal dengan istilah mato atau persentase. Persentase yg paling besar didapat oleh tukang masak yaitu 25%, toke 20%, tukang sanduak atau yg dietalase 15%, bagian tengan 15%, cuci 15%, kasir 10 %.
Yang menarik lainnya adalah dalam rapat setiap 100 hari ini selain menghitung laba rugi juga dilakukan evaluasi kenerja dari setiap personil pengelola. Setiap personil bebas mengemukan pendapatnya apa yg memuaskan dan yang tidak memuaskan dari kinereja setiap personil. Karena itu biasanya sering terjadi penggantian terhadap personil yg malas, atau kasir yg tidak jujur. Dan keputusan ini diambil bersama, tidak semata mata ditentukan oleh pemilik modal.
Manajemen seperti ini telah berlangsung semenjak puluhan tahun yg lalu didalam rumah makan Padang, sebelum rumah makan modern dari dunia Barat memasuki Indonesia. Ini adalah manajemen dengan pembagian hasil kepada pekerjanya, dengan prinsip yg adil dan sesuai dengan norma norma agama Islam yg umumnya dianut oleh orang Minang. Mudah mudahan banyak pengusaha kita yg mengikuti system manajemen ini, yg membuat  karyawan merasa sebagi pemilik bukan semata sebagai pekerja.
sumber: Kompasiana by Gus Kajung